Latest Event Updates

Jika Aku Menerima Pinanganmu…

Posted on


Jika aku menerima pinanganmu, berarti aku tidak hanya menerima kelebihanmu, tapi juga menerima kekuranganmu

Jika aku menerima pinanganmu, berarti aku tidak hanya menerima nafkah darimu, tapi juga menerima perintahmu

Jika aku menerima pinanganmu, berarti aku bukan hanya menerima romantisnya dirimu, tapi juga menerima kerasnya kepalamu

Jika aku menerima pinanganmu, berarti aku bukan hanya menerima baiknya sikapmu, tapi juga menerima cerewetnya ibumu

Jika aku menerima pinanganmu, berarti aku bukan hanya menerima kewibawaanmu, tapi juga menerima kerewelan dan kenakalan anakmu nanti

Jika aku menerima pinanganmu, berarti aku bukan hanya menerima gantengnya wajahmu, tapi juga baunya tubuhmu

Jika aku menerima pinanganmu, berarti aku bukan hanya menerima tubuh gagahmu, tapi juga menerima berbagai risiko penyakit dalam tubuhmu

Jika aku menerima pinanganmu, berarti aku bukan hanya menerima cintamu, tapi juga menerima semua cemoohan dari orang-orang yang tak setuju dengan kita

Jika aku menerima pinanganmu, bukan hanya menerima cakepnya mukamu saat tersenyum, tetapi juga menerima seramnya mukamu saat marah

Jika aku menerima pinanganmu, berarti aku bukan hanya menerima kebahagiaan yang kau beri, tapi juga kesulitan yang kau bagi

Jika aku menerima pinanganmu, berarti aku bukan hanya menerima kekarnya ototmu sekarang, tapi juga menerima ringkihnya tubuhmu nanti

Jika aku menerima pinanganmu, berarti aku bukan hanya menerima solusi permasalahan kits yang kau beri, tapi juga menerima permasalahan yang kau buat

Memang ini tak semudah berkata “ya”. Begitu banyak pertimbangan yang harus kupikirkan. Tapi kuyakin, jika Allah swt telah menetapkannya, maka itu akan semudah berkata “ya”.

Untukmu, Para Calon Ibu!

Posted on


Pesanku untuk seluruh anak perempuan dimanapun berada,

Jagalah dirimu, jagalah tubuhmu, jagalah imanmu, dan jagalah akhlakmu. Tugasmu menjadi seorang ibu di masa depan cukup berat. Memang cukup mudah jika hanya mengandung dan melahirkan, tapi seorang ibu yang baik tentu akan melakukan hal yang lebih dari itu. Memang bisa hanya mengandalkan insting wanitamu, tapi tentu hasilnya bukan yang terbaik. Bahkan perhatikanlah, induk hewan pun tak sekedar mengandung dan melahirkan. Sang induk juga mengasuh, mengajarkan berbagai keterampilan, memberi makan, menjaga dan melindungi serta berbagai tugas lainnya. Ia tau benar kapan ia perlu untuk selalu berada di samping anaknya dan kapan boleh sesekali meninggalkan bayinya untuk mencari makan. Ia tau benar tempat yang sesuai untuk menyimpan bayinya. Ia juga terlihat sangat mempertimbangkan suhu, kelembaban, kenyamanan dan keamanan tempat tinggalnya. Untuk hewan mamalia, ia tau benar kapan waktunya memberi ASI dan kapan waktunya memberi makanan tambahan serta kapan menyapihnya. Tentang makanan tambahan, ia tampak mengerti betul pertumbuhan sistem pencernaan anaknya, hingga jika makanannya terlalu keras atau terlalu besar, yang menurutnya tak sesuai dengan pertumbuhan sidtem cerna anaknya, ia akan mengunyahnya terlebih dulu sebelum memberikannya. Ia tau benar, kapan harus mengajarkan anaknya mencari makan. Ia tau benar metoda mengajar yang tepat untuk anaknya. Terbukti dengan sangat jarang kita lihat burung yang tak bisa terbang, ayam yang tak bisa mencari makan, kucing yang terus menerus menyusu pada induknya melewati masa penyapihannya. Kalaupun ada, biasanya mereka memiliki keterbatasan fisik sehingga memang wajar untuk bergantung pada induknya. Pertanyaannya, sudah mampukah dirimu melebihi hewan?

Untukmu para calon ibu,

Persiapkanlah dirimu jauh sebelum masa itu datang. Latihlah dirimu dengan berbagai keterampilan yang nanti akan digunakan sebagai seorang ibu. Carilah ilmu sebanyak dan mungkin dalam merawat dan mendidik buah hatimu. Tak perlu mengikuti adat dan kebiasaan jika memang itu tidak benar atau tidak sesuai dengan bukti ilmiah yang telah ditemukan atau tak sesuai dengan kepercayaanmu. Sadarlah, kelak ini anakmu bukan anak orangtuamu dan yang akan dimintai pertanggungjawabannya adalah dirimu, bukan orangtuamu. Tentu dirimu harus menyampaikannya pada orangtuamu dengan cara yang santun jika memang ada perbedaan.

Wahai para calon bunda,

Jagalah kesehatanmu karena kelak janin itu akan tumbuh dan bergantung disana. Janganlah kau lakukan tindakan yang membahayakan kesehatanmu hanya demi pemuas nafsumu belaka. Jagalah pola hidupmu. Berhati-hatilah, jangan sampai kecelakaan terjadi karena keteledoranmu. Hindarkanlah dirimu dari berbagai polusi dan pemicu stres serta berbagai hal yang dapat mengakibatkan mutasi gen.

Duhai para calon penjaga amanah,

Jagalah iman dan akhlakmu. Kelak kau yang akan  guru pertama bagi anak-anakmu dan sebaik-baik metoda pembelajaran adalah dengan teladan yang baik. Anak-anakmu, terutama dalam proses imitasi, tentu akan meniru akhlakmu. Mereka akan meniru semuanya, tak peduli baik ataupun buruk. Dan pelajaran di sekolah pertama itulah, dia memiliki pondasi untuk melangkah ke jenjang berikutnya. Tak peduli pondasi itu kokoh ataupun rapuh.

Carilah ilmu sebanyak dan sebenar mungkin. Carilah cara menyelesaikan setiap masalah dengan baik. Carilah ilmu mengenai perkembangan anak. Ingat, anakmu akan hidup di masanya bukan di masamu. Ia akan mendapat masalah yang sesuai untuk masanya bukan masamu.

Wahai para calon ibu,

Saat mengandung, melahirkan dan menyusui adalah waktu yang berat. Itu membutuhkan kekuatan iman dan fisikmu. Saat dirimu mengandung nanti, kurangilah keluhanmu,seberat apapun kondisimu nanti. Jangan kau menyangka janinmu tak mendengar, ia mendengar. Bahkan, suara terkeras dan tersering yang didengarnya adalah suaramu karena getarannya bukan dihantarkan oleh udara, melainkan oleh berbagai organ dalam tubuhmu.

Saat kau melahirkan nanti, sadarlah itu pasti terasa sangat nyeri dan begitu berat karena itu sebanding dengan jihad. Bagaimana mungkin sesuatu yang sebanding dengan jihad akan terasa mudah dan ringan?

Saat kau menyusui nanti, sadarlah bahwa hak setiap anak untuk disusui ibunya. Penuhilah haknya.

Begitulah masa depanmu, persiapkanlah dengan sebaik-baiknya karena kau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai itu!
      
@cahyaningsih13

Kanker dan Mioma Sistem Reproduksi

Posted on


A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna yang terletak didalam rongga pelvis dan organ eksterna yang terletak di perineum. Organ interna terdiri dari dua ovarium (indung telur), dua tuba fallopii (saluran telur), uterus (rahim), dan vagina. Sedangkan organ eksterna terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum, meatus uretra, introitus vagina, kelenjar skene, dan bartholini. Struktur reproduksi interna dan eksterna wanita berkembang dan menjadi matur akibat rangsangan hormon estrogen dan progesteron.

1. Organ Eksterna
 Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.

 Mons veneris (mons pubis)
Mons veneris (mons pubis) merupakan lapisan jaringan lemak yang menutupi tulang pubis dan dilapisi oleh rambut pubis setelah pubertas. Mons berperan dalam sensualitas dan melindungi simpisis pubis selama koitus (hubungan seksual).

 Labia Mayora
Labia mayora merupakan lipatan kulit berlemak yang memanjang dari mons pubis dan membentuk batasan dari vulva. Labia mayora berfungsi untuk melundungi vagina dan ostium uretra. Labia mayora mempunyai reseptor sensoris yang sensitive terhadap sentuhan, tekanan, nyeri dan suhu.

 Labia Minora
Labia Minora merupakan lipatan kulit berpigmen yang memanjang ke atas untuk membentuk kepala klitoral. Labia minora mempunyai banyak pembuluh darah. Labia minora menunjukkan perubahan warna yang signifikan selama rangsangan seksual dan kadang disebut sebagai kulit seks.

 Klitoris
Klitoris merupakan organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang terletak tepat di bawah arkus pubis. Ujung badan klitoris dinamai glans dan lebih sensitif daripada badannya. Kelenjar sebasea klitoris menyekresi smegma, suatu substansi lemak seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon (senyawa organik yang memfasilitasi komunikasi olfaktorius dengan anggota lain pada spesies yang sama untuk membangkitkan respon tertentu, yang dalam hal ini adalah stimulasi erotis pada pria). Fungsi utama klitoris ialah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
 Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah berbentuk mirip perahu, terletak diantara labia minora, klitoris, dan forset. Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra (vestibulum minus), vagina, dan kelenjar paravagina (vestibulum mayus, vulvovagina, atau Bartholin). Kelenjar vestibulum minora ialah struktur tubular pendek yang terletak pada arah posterolateral di dalam meatus uretra. Kelenjar ini memproduksi sejumlah kecil lendir yang berfungsi sebagai pelumas. Kelenjar vestibulum mayora ialah gabungan dua kelenjar di dasar labia mayora. Kelenjar ini menyekresi sejumlah kecil lendir yang jernih dan lengket, terutama selama koitus.
Himen ialah lipatan yang tertutup mukosa sebagian, jarang seluruhnya, bersifat elastis, tetapi kuat, di sekitar introitus vagina.
 Forset
Forset adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah di bawah orifisium vagina.

2. Organ Interna
 Vagina
Vagina merupakan suatu kanal yang dilapisi oleh membrane mukosa sepanjang 7,5 sampai 10 cm. Vagina berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan darah menstruasi, melahirkan anak dan seks. Vagina terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan luar serosa yang tipis, lapisan tengah otot polos dan lapisan dalam membran mukosa.

 Uterus (Rahim)
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Pada wanita biasa yang belum pernah hamil, berat uterus ± 60 g. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin, dan teraba padat. Derajat kepadatan ini bervariasi tergantung pada beberapa factor. Misalnya, uterus mengandung lebih banyak rongga selama fase sekresi siklus menstruasi, lebih lunak selama masa hamil, dan lebih padat setelah menopause. Selama kehamilan, uterus berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Uterus terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu endometrium, miometrium, dan sebagian lapisan luar peritoneum parietalis. Endometrium dibentuk dari jaringan sekretorius yang mengandung pembuluh darah dan kelenjar. Endometrium merupakan lapisan yang rontok setiap bulan pada saat menstruasi. Miometrium merupakan bagian terbesar dari tiga lapisan lainnya dan terbentuk dari jalinan serat-serat otot yang tumbuh dan meregang karena perubahan uterus selama kehamilan.
Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu fundus, korpus dan istmus. Fundus merupakan tonjolan bulat dibagian atas dan terletak diatas insersi tuba falopii, korpus merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri. Korpus terdiri dari paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita. Sedangkan istmus merupakan bagian sedikit konstriksi yang menghubungkan korpus dengan serviks dan dikenal sebagai segmen uterus bagian bawah pada saat hamil.
Uterus ditopang oleh ligament-ligamen dan otot dasar pelvis. Secara keseluruhan ada beberapa ligamen yang menstabilisasi uterus didalam rongga pelvis diantaranya empat pasang ligament yaitu ligamentum latum, ligamentum teres uteri, sakrouterinum, dan kardinale (transversa atau mackenrodt), dan dua ligament tunggal yaitu anterior (puboservikal) dan posterior (rektovaginal). Ligamentum posterior membentuk rongga retrouterin yang dalam yang dikenal sebagai cul-de-sac of Douglas.
 Serviks Uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama yaitu otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.

 Tuba falopi
Tuba falopii adalah struktur muscular yang dilekatkan pada fundus uteris. Panjang tuba kira-kira 10 cm dengan diameter 0,6 cm. tuba falopii terdiri atas 3 lapisan yaitu lapisan peritoneum dibagian luar, lapisan otot tipis dibagian tengah, dan lapisan mukosa dibagian dalam. Lapisan mukosa terdiri dari sel-sel kolumnar, beberapa diantaranya bersilia dan beberapa yang lain mengeluarkan secret. Tuba falopi berfungsi sebagai saluran untuk lewatnya telur dan sperma sehingga terjadi fertilisasi. Fertilisasi biasanya terjadi pada bagian atas dari salah satu tuba falopi.
Terdapat empat segmen yang berbeda di sepanjang tuba falopii yaitu infundibulum, ampula, istmus, dan interstitial. Infundibulum merupakan bagian yang paling distal yang muaranya berbentuk seperti terompet dikelilingi oleh fimbria. Fimbria menjadi bengkak dan hampir erektil saat ovulasi. Ampula membangun segmen distal dan segmen tengah tuba. Sperma dan ovum bersatu dan fertilisasi terjadi di ampula. Istmus terletak proksimal terhadap ampula. Istmus bebentuk kecil da padat sangat mirip ligamentum teres uteri. Bagian interstitial (atau intramural) melewati miometrium antara fundus dan korpus uteri dan mempunyai lumen berukuran paling kecil berdiameter kurang dari 1mm. oleh karena itu ovum yang dibuahi harus melepaskan sel-sel granulose yang membungkusnya sebelum melewati lumen ini.
Tuba falopii merupakan jalan bagi ovum. Tonjolan-tonjolan infundibulum yang menyerupai jari (fimbria) menarik ovum kedalam tuba dengan gerakan-gerakan seperti gelombang. Ovum didorong disepanjang tuba terutama oleh gerakan peristaltic lapisasn otot dan sebagian oleh silia. Gerakan peristaltic ini dipengaruhi oleh estrogen dan prostaglandin. Aktivitas peristaltis tuba falopii dan fungsi sekresi lapisan mukosa yang terbesar ialah saat ovulasi. Sel-sel kolumnar menyekresi nutrien untuk menyokong ovum selama berada di dalam tuba.

 Ovarium
Setiap wanita memiliki 2 buah ovarium sebesar kacang hijau. Ovarium terletak pada masing-masing sisi dari uterus, di bawah dan belekang tuba uterin. Ovarium dipertahankan pada tempatnya oleh ligament, melalui ligament tersebut ovarium mendapatkan persarafan dan suplai darah. Ovarium mengandung kantung sekretorius kecil, atau folikel. Ovarium berfungsi menyekresi hormon wanita seperti estrogen, progesteron dan sejumlah kecil androgen ke aliran darah. Selain itu, ovarium juga memproduksi telur yang dilepaskan melalui tuba falopi. Produksi telur berawal dari janin dan berakhir sebelum lahir. Telur ini terus mengalami atresia (degenerasi dan resorpsi), sehingga hanya 400.000 yang masih tertinggal saat pubertas. Satu telur atau lebih mengalami maturasi setiap bulan.

B. Mioma
1. Tumor Jinak Uterus : Leiomioma (Fibroid, Miomas, dan Fibromiomas)
Leiomioma uteri adalah tumor otot polos pada rahim. Leiomioma uteri menyebabkan komplikasi kehamilan yang berbahaya, mengacaukan penanganan menopause, dan menyembunyikan diagnose neoplasia ginekologik yang lebih berbahaya. Fibriod berpotensi untuk berkembang sampai pada ukuran yang sangat besar. Potensi ganasnya minimal, dan sebagian besar tidak menyebabkan gejala dan tidak memerlukan terapi selain observasi yang cermat.
Tumor miomatosa atau fibroid hampir selalu jinak (99,5%) dan timbul dari jaringan otot uterus. Tumor ini tumbuh dengan lambat antara usia 25 dan 40 tahun dan secara tipikal tumbuh besar setelah periode ini.
Leiomioma rahim muncul dari sel otot polos rahim, meskipun dapat berasal dari sel jaringan penyambung karena proses metaplasia atau berasal dari sel otot polos arteri uterine. Terdapat penigkatan insidensi dan peningkatan laju pertumbuhan pada wanita kulit hitam.
Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori yang berpendapat:
1. Teori Stimulasi
Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi, mengingat bahwa :
a. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
b. Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum menarche
c. Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause
d. Hiperplasia endometrium sering ditemukan bersama dengan mioma uteri
2. Teori Cellnest atau genitoblas
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen.
Ada beberapa faktor resiko terjadinya mioma uteri, antara lain :
1. Umur : Kebanyakan wanita mulai didiagnosis mioma uteri pada usia diatas 40 tahun.
2. Menarche dini : Menarche dini ( < 10 tahun) meningkatkan resiko kejadian mioma 1,24 kali.
3. Ras : Dari hasil penelitian didapatkan bahwa wanita keturunan Afrika-Amerika memiliki resiko 2,9 kali lebih besar untuk menderita mioma uteri dibandingkan dengan wanita Caucasian.
4. Riwayat keluarga : Jika memiliki riwayat keturunan yang menderita mioma uteri, akan meningkatkan resiko 2,5 kali lebih besar.
5. Berat badan : Dari hasil penelitian didapatkan bahwa resiko mioma meningkat pada wanita yang memiliki berat badan lebih atau obesitas berdasarkan indeks massa tubuh.
6. Kehamilan : Semakin besar jumlah paritas, maka akan menurunkan angka kejadian mioma uteri.
Diduga ada beberapa faktor yang berhubungan dengan pertumbuhan mioma uteri, antara lain :

1. Faktor hormonal
Hormon estrogen dan progesteron berperan dalam perkembangan mioma uteri. Mioma jarang timbul sebelum masa pubertas, meningkat pada usia reproduktif, dan mengalami regresi setelah menopause. Semakin lama terpapar dengan hormon estrogen seperti obesitas dan menarche dini, akan meningkatkan kejadian mioma uteri.
2. Faktor genetic
Mioma memiliki sekitar 40% kromosom yang abnormal, yaitu adanya translokasi antara kromosom 12 dan 14, delesi kromosom 7 dan trisomi dari kromosom 12
3. Faktor pertumbuhan
Faktor pertumbuhan berupa protein atau polipeptida yang diproduksi oleh sel otot polos dan fibroblas, mengontrol proliferasi sel dan merangsang pertumbuhan dari mioma.
Tanda dan gejala mioma uteri, diantaranya:
• kebanyakan asimtomatik
• pasien dapat menyadari adanya massa pada perut bagian bawah bila leiomioma menonjol keluar dari simfisis pubis
• Fibroid dapat tidak menunjukkan gejala atau menyebabkan perdarahan vagina abnormal
• nyeri akibat penekanan pada organ di sekitarnya
• sakit kepala
• konstipasi
• masalah perkemihan
• menoragia (perdarahan yang banyak)
• metoragia (perdarahan yang tidak teratur)
• Akibat penekanan: pada kandung kencing menyebabkan poliuri, pada uretra menyebabkan retensio urine, pada ureter menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum menyebabkan oedem tungkai dan nyeri panggul.
• Infertilitas dan abortus : Infertilitas dapat terjadi jika mioma intramural menutup atau menekan pars interstisialis tubae. Mioma submukosum memudahkan terjadinya abortus. Apabila ditemukan mioma pada wanitadengan keluhan infertilitas harus dilakukan pemeriksaan yang seksama terhadap sebab-sebab lain dari infertilitas sebelum menghubungkannya dengan adanya mioma uteri.

Berdasarkan letaknya mioma uteri diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu:
A. Mioma Uteri Subserosum
Lokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan kearah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum, dan disebut sebagai mioma intraligamen. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneum sebagai suatu massa. Perlekatan dengan ementum di sekitarnya menyebabkan sisten peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai semakin mengecil dan terputus, sehingga mioma terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai mioma jenis parasitik.
B. Mioma Uteri Intramural
Disebut juga sebagai mioma intraepitalial, biasanya multiple. Apabila masih kecil, tidak merubah bentuk uterus, tapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah.
C. Mioma Uteri Submukosum
Mioma yang berada di bawah lapisan mukosa uterus/endometrium dan tumbuh kearah kavun uteri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan besar kavum uteri. Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka tumor dapat keluar dan masuk ke dalam vagina yang disebut mioma geburt. Mioma submukosum walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit dihentikan, sehingga sebagai terapinya dilakukan histerektomi.
Komplikasi mioma uteri, diantaranya :
A. Pertumbuhan Leiomiosarkoma
Yaitu tumor yang tumbuh dari miometrium, dan merupakan 50 – 70 % dari semua sarkoma uteri. Ini timbul apabila suatu mioma uteri yang selama beberapa tahun tidak membesar, sekonyong-konyong menjadi besar, apalagi jika hal itu terjadi sesudah menopause.
B. Torsi (putaran tungkai)
Ada kalanya tungkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan, dan akan nampak gambaran klinik dari abdomen akut.
C. Nekrosis dan Infeksi
Pada mioma submukosum, yang menjadi polip, ujung tumor kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan di vagina. Dalam hal ini ada kemungkinan gangguan sirkulasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder.

Penatalaksanaan mioma uteri:
Pengobatan fibroid uterus tergantung pada besarnya ukuran fibroid, gejala-gejala, dan letaknya. Pasien dengan gejala minor diamati dengan ketat. Jika ia merencanakan untuk mempunyai anak, pengobatan biasanya dibuat sekonservatif mungkin. Sebagai pedoman, tumor yang menyebabkan gejala-gejala penekanan, harus diangkat. Uterus dapat diangkat (histerektomi) jika gejala-gejala sangat mengganggu dan pasien sudah mempunyai anak. Tumor yang kecil dapat diangkat dengan prosedur yang dikenal sebagai miomektomi; bedah laser sering dilakukan.
Fibroid biasanya menyusut dan menghilang selama menopause ketika estrogen tidak lagi diproduksi. Medikasi (mis. luprolid) yang menginduksi menopauser medis dapat diresepkan untuk menyusutkan tumor. Pengobatan medis ini mencakup penyuntikan setiap bulan yang dapat menyebabkan ruam kemerahan pada pipi dan kekeringan vagina.
Agonis GnRH dapat digunakan sebagai tambahan terutama sebagai tambahan pada pembedahan dalam penanganan mioma uteri. Bila digunakan 8-12 minggu sebelum pembedahan, GnRH telah terbukti meringankan nyeri, mengurangi ukuran mioma, mengurangi perdarahan, memberikan waktu untuk mengoreksi anemia, dan mengurangi kehilangan darah intraoperatif pada histerektomi dan terutama miomektomi. Reduksi tumor dan ukuran rahim mungkin cukup untuk memungkinkan histerektomi dilakukan melalui vagina bukan perut.
2. Hiperplasia pada Endometrium
Hiperplasia endometrium menggambarkan suatu pertumbuhan endometrium yang terlalu banyak, biasanya disebabkan oleh kadar estrogen tinggi secara terus-menerus, yang tidak dilawan oleh progesterone. Hiperplasia endometrium cenderung terjadi dalam beberapa tahun segera setelah menarke dan dalam beberapa tahunmenjelang menopause.
Biasanya, diagnosis hyperplasia endometrium dicurigai berdasarkan perdarahan pascamenopause maupun pemanjangan atau tidak teraturnya perdarahan haid. Seringkali keluar bekuan darah, dan kehilangan darah yang cukup banyak sehingga sering mengalami anemia. Pada stadium awal perangsangan estrogen, mungkin terdapat periode amenorea, selama terjadinya pertumbuhan endometrium, yang akhirnya diikuti dengan perdarahan yang memanjang. Kadang-kadang, rahim membesar, disebabkan baik oleh massa endometrium dan juga oleh pertumbuhan miometrium sebagai respons terhadap perangsangan estrogen yang terus berlanjut. Diagnosis dapat dilakukan dengan biopsy endometrium.
Terapi hiperplasia endometrium bergantung pada umur pasien dan variasi histologi dari lesi itu. Pada wanita muda dengan hiperplasia kistik yang sederhana, terapi yang efektif melibatkan penggunaan progesteron dengan dasar siklik-biasanya medroksiprogesteron asetat, 10 mg tiap hari selama 10 hari tiap bulan. Setelah penghentian progestogen, endometrium hiperplastik meluruh. Terkadang estrogen perlu ditambahkan pada terapi progesterone siklik untuk mencegah perdarahan. Suatu pendekatan yang lebih sesuai pada terapi adalah memberikan kontraseptif oral pada pasien. Bila hiperplasia kistik ditemukan dengan D & C pada wanita yang lebih tua, mungkin tidak diperlukan terapi lebih jauh. Tetapi, jika perdarahan berulang, progesteron siklik atau bahkan histerektomi dapat dilakukan.
Jika hiperplasia adenomatosa ditemukan pada usia berapa saja, terutama bila terdapat atimia sel, terdapat 2 alternatif. Pertama adalah memberikan progestogen siklik selama 3 atau 6 bulan dan kemudian melakukan pengambilan contoh ulang endometrium. Alternatif yang lain adalah melakukan histerektomi, mungkin pada vagina, untuk menghalangi terjadinya kanker endometrium di kemudian hari.
 Pengkajian
I. Anamnesa
– Identitas klien : Nama, umur, status pernikahan, pekerjaan, agama, suku, bangsa, pendidikan, alamat, diagnos medis, no. medrek
– Identitas penanggung jawab : Nama, umur, agama, status marital, pekerjaan, suku bangsa, pendidikan, alamat, hubungan dengan klien
– Keluhan utama :
– Riwayat Kesehatan Sekarang : alergi, imunisasi, tes skrining, aktivitas tidur seksualitas, diet, terapi yang diterima saat ini.
– Riwayat Ginekologi : karakteristik menstruasi, menarche, periode menstruasi terakhir, pengalaman menstruasi, pendarahan tengah siklus, menopause, kontrasepsi, usia pada saat kehamilan pertama, penyakit menular seksual.

II. Pemeriksaan Fisik
– Penampilan umum
– Tanda-tanda vital
– Kulit
– Kepala
– Mata, Mulut
– Leher
– Paru, Jantung, dan Payudara
– Peripheral vascular
– Abdomen : Perubahan bising usus, Distensi abdomen
– Ekstremitas atas dan bawah
– Genitourinaria : pola miksi
– Rectum musculoskeletal : Perubahan pola defekasi
– Neurologi : Pusing, Sinkop

III. Status Nutrisi
– Keluhan mual
a. Muntah
b. Kebiasaan diet buruk : bahan pengawet, zat adiktif
c. Anoreksia
d. Kekurangan masa otot
e. Perubahan BB

IV. Pemeriksaan Penunjang
a. Laporoskopi : untuk mengetahui ukuran dan lokasi tumor
b. USG abdominal dan transvaginal
c. Biopsi : untuk mengetahui adanya keganasan
d. Dilatasi serviks dan kuretase akan mendeteksi adanya fibroid subserous.

V. Psikologis dan Sosial
– Pengkajian psikologis : koping individu, kesadaran diri dan harga, penatalaksanaan stress
– Ketakutan akan pengobatan
– Ketakutan pada nyeri
– Apakah pasien mengalami stress? Jelaskan. Faktor stress ( perubahan peran, pekerjaan ). Cara mengatasi stress misalnya merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan dll.
– Pengetahuan : penyakit, terapi, perawatan
VI. Spiritual
Agama dan praktik agama.

 Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut berhubungan dengan penyempitan kanalis servikalis sekunder akibat kanker. Tupan :
Nyeri teratasi
Tupen :
Setelah dilakukan tindakan 3 X 24 jam diharapka klien tahu cara-cara mengatasi nyeri yang timbul akibat kanker yang dialami dengan kriteria hasil :
a. Klien dapat menyebutkan cara-cara mengurangi nyeri yang dirasakan
b. Skala nyeri berkurangnya
a. Ekpresi muka dan tubuh rileks 1. Ajarkan teknik relasasi dan distraksi.

2. Berikan tindakan kenyamanan dasar (mis. Reposisi, gosokan punggung) dan aktivitas hiburan (mis. musik).
3. Kolaborasi pemberian obat analgesik sesuai indikasi. 1. Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa control.
2. Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.

3. Analgesik membantu menurunkan rasa nyeri.
2 Perubahan pola eliminasi (urine) berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung kemih akibat kanker ditandai dengan pasien mengeluh sering kencing. Tupan :
Perubahan pola eliminasi teratasi.

Tupen :
Setelah dilakukan tindakan 3 X 24 jam diharapkan pola eliminasi BAK klien lancar dengan kriteria hasil :
a. urin dapat keluar lancar
b. klien tidak mengeluh sakit
c. klien merasa nyaman 1. Perhatikan pola berkemih atau awasi haluaran urine.

2. Palpasi kandung kemih, selidiki / kaji kenyamanan berkemih.
3. Berikan perawatan perinial.

4. Kaji karateristik urine; warna, bau dan kejernihan.
5. Kolaborasi pemasangan kateter bila di indikasikan. 1. Mengidentifikasi kehilangan cairan berlebih.
2. Distensi kandung kemih menunjukkan inkontinensia urine.
3. Meningkatkan kenyamanan.
4. Mengidentifikasi ada tidaknya komplikasi.
5. Membantu haluaran urin adekuat.
3 Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik sekunder terhadap pembesaran mioma uteri ditandai dengan adanya rasa tertekan di daerah anus. Tupan :
Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi

Tupen :
Setelah dilakukan perawatan 3×24 jam kebutuhan nutrisi klien akan terpenuhi dengan kriteria hasil :
a. Tidak terjadi penurunan berat badan
b. Porsi makan yang disediakan habis.
c. Keluhan mual dan muntah kurang 1. Auskultasi bising usus, perhatikan adanya disternsi abdomen.
2. Dorong pemasukan cairan adekuat termasuk sari buah.

3. Kolaborasi pemberian obat pelunak feses, laksatif setelah berkemih. 1. Mengidentifikasi masalah.

2. Dapat menurunkan potensial terhadap konstipasi dengan memperbaiki konsistensi.
3. Membantu pengeluaran feses dan mencegah komplikasi lanjut.
4 Ansietas berhubungan dengan terdiagnosa mioma uteri sekunder akibat kurangnya pengetahuan tentang mioma uteri dan pengobatannya. Tupan :
Ansietas teratasi
Tupen :
Setelah diberikan tindakan selama 1 X 30 menit klien mendapat informasi tentang penyakit mioma yang diderita, penanganan dan prognosisnya dengan kriteria hasil :
– Klien mengetahui diagnose mioma yang diderita
– Klien mengetahui tindakan – tindakan yang harus dilalui klien
– Klien tahu tindakan yang harus dilakukan di rumah untuk mencegah komplikasi
– Ansietas berkurang
– Klien mengutarakan cara mengantisipasi ansietas. 1. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan persaannya.
2. Diskusikan secara terbuka tentang mioma, pengalaman orang lain, serta tata cara mengentrol dirinya.

3. Jelaskan pengobatan yang dianjurkan, tujuannya dan efek sampingnya. Membantu klien menyiapkan pengobatan.

4. Dorong dan kembangkan interaksi pasien dengan sistem pendukung.
5. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang. 1. Mengidentifikasi rasa takut serta kesalahan konsep tentang diagnosis.
2. Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan klien membuat keputusan/pilihan berdasarkan realita.
3. Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan klien membuat keputusan/pilihan berdasarkan realita.
4. Mengurangi perasaan isolasi.

5. Memudahkan istirahat dan meningkatkan kemampuan koping.

C.Kanker
1. Kanker Serviks
Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim. Kanker serviks disebut juga kanker leher rahim atau kanker mulut rahim dimulai pada lapisan serviks. Kanker serviks terbentuk sangat perlahan. Pertama, beberapa sel berubah dari normal menjadi sel-sel pra-kanker dan kemudian menjadi sel kanker. Ini dapat terjadi bertahun-tahun, tapi kadang-kadang terjadi lebih cepat. Perubahan ini sering disebut displasia. Mereka dapat ditemukan dengan tes Pap Smear dan dapat diobati untuk mencegah terjadinya kanker.
Jumlah prevalensi wanita pengidap kanker serviks di Indonesia terbilang cukup besar. Setiap hari, ditemukan 40-45 kasus baru dengan jumlah kematian mencapai 20-25 orang. Sementara jumlah wanita yang berisiko mengidapnya mencapai 48 juta orang.
Pada kanker serviks, faktor risiko yang terpenting adalah infeksi HPV (human papilloma virus). HPV adalah sekelompok lebih dari 100 virus yang berhubungan yang dapat menginfeksi sel-sel pada permukaan kulit, ditularkan melalui kontak kulit seperti vaginal, anal, atau oral seks.
Virus HPV berisiko rendah dapat menimbulkan genital warts (penyakit kutil kelamin) yang dapat sembuh dengan sendirinya dengan kekebalan tubuh. Namun pada Virus HPV berisiko tinggi tipe (tipe 16, 18, 31, 33 and 45), virus ini dapat mengubah permukaan sel-sel vagina. Bila tidak segera terdeteksi dan diobati, infeksi Virus HPV ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan terbentuknya sel-sel pra kanker serviks.
Melakukan hubungan seks tidak aman terutama pada usia muda atau memiliki banyak pasangan seks, memungkinkan terjadinya infeksi HPV. Tiga dari empat kasus baru infeksi virus HPV menyerang wanita muda (usia 15-24 tahun). Infeksi Virus HPV dapat terjadi dalam 2-3 tahun pertama mereka aktif secara seksual.
Pada usia remaja (12-20 tahun) organ reproduksi wanita sedang aktif berkembang. Rangsangan penis/sperma dapat memicu perubahan sifat sel menjadi tidak normal, apalagi bila terjadi luka saat berhubungan seksual dan kemudian infeksi Virus HPV. Sel abnormal inilah yang berpotensi tinggi menyebabkan kanker serviks. Saat ini sudah ada beberapa vaksin yang mencegah terjadinya infeksi dari beberapa jenis HPV.
Faktor risiko kanker serviks :
• Umur pertama kali melakukan hubungan seksual : Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda
• multi partner : Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
• Infeksi virus : Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
• Sosial Ekonomi : Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
• Hygiene dan sirkumsisi : Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
• AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) : pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
• Merokok: Wanita yang merokok berada dua kali lebih mungkin mendapat kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak. Rokok mengandung banyak zat racun/kimia yang dapat menyebabkan kanker paru. Zat-zat berbahaya ini dibawa ke dalam aliran darah ke seluruh tubuh ke organ lain juga. Produk sampingan (by-products) rokok seringkali ditemukan pada mukosa serviks dari para wanita perokok.
• Infeksi HIV: HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS- tidak sama dengan HPV. Ini dapat juga menjadi faktor resiko kanker serviks. Memiliki HIV agaknya membuat sistem kekebalan tubuh seorang wanita kurang dapat memerangi baik infeksi HPV maupun kanker-kanker pada stadium awal.
• Infeksi Klamidia : Ini adalah bakteri yang umum menyerang organ wanita, tersebar melalui hubungan seksual. Seorang wanita mungkin tidak tahu bahwa ia terinfeksi kecuali dilakukan tes untuk klamidia selama pemeriksaan panggul. Beberapa riset menemukan bahwa wanita yang memiliki sejarah atau infeksi saat ini berada dalam resiko kanker serviks lebih tinggi. Infeksi dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan masalah serius lainnya.
• Diet : Apa yang Anda makan juga dapat berperan. Diet rendah sayuran dan buah-buahan dapat dikaitkan dengan meningkatnya resiko kanker seviks. Juga, wanita yang obes/gemuk berada pada tingkat resiko lebih tinggi.
• Pil KB: Penggunaan pil KB dalam jangka panjang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks. Riset menemukan bahwa resiko kanker serviks meningkat sejalan dengan semakin lama wanita tersebut menggunakan pil kontrasepsi tersebut dan cenderung menurun pada saat pil di-stop. Anda harus membicarakan dengan dokter Anda tentang pro kontra penggunaan pil KB dalam kasus Anda.
• Memiliki Banyak Kehamilan: Wanita yang menjalani 3 atau lebih kehamilan utuh memiliki peningkatan resiko kanker serviks. Tidak ada yang tahu mengapa ini dapat terjadi.
• pasangan pria yang beresiko tinggi yaitu pria yang berganti-ganti pasangan
• pria yang sebelumnya memiliki istri penderita karsinoma serviks
• pria yang memiliki riwayat kondiloma pada alat kelaminnya
Tanda dan gejala:
• keputihan warna putih puralen yang berbau dan tidak gatal,
• perdarahan pascakoitus,
• perdarahan spontan,
• bau busuk yang khas
• cepat lelah,
• kehilangan berat badan,
• anemia.
• fisik serviks dapat teraba membesar, ireguler, terraba lunak.
• tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau sudah sampai vagina.
Gejala kanker serviks stadium lanjut
• Nafsu makan berkurang (anoreksia), penurunan berat badan, dan kelelahan
• Nyeri panggul, punggung dan tungkai
• Dari vagina keluar air kemih atau feses
• Patah tulang

Diagnosis dapat ditemukan setelah hasil Pap Smear disertai dengan adanya displasia, atau sel-sel atipik persisten, yang diikuti dengan hasil biopsy yang mengindentifikasi adanya neoplasia intra-epitel/cervical intraepithelial neoplasia (CIN) atau lesi intra-epitel skuamosa tingkat tinggi (HGSIL).
 Displasia ringan (CIN I) : Koilocytosis meliputi 1/3 epitel tanpa inti yang normal. Ini dikategorikan sebagai displasia ringan. Koilositosis harus diidentifikasi secara tegas untuk menegakkan diagnosis displasia. Inti membesar, hiperkromasia, inti berkerut/kusut pada sel-sel besar dengan sitoplasma yang cerah dan membrane sel normal tanpa adanya binukleus atau multinukleus. Pada sel yang cerah tadi disebut koilocytosis.
 Displasia sedang (CIN II) : Displasia terjadi pada 2/3 epitel, lesi dengan abnormalitas inti pada 2/3 epitel
 Displasia berat (CIN III) : Displasia terjadi pada 1/3 atas epitel, beberapa peneliti menyatakan lesi displasia berat dengan inti yang abnormal pada 2/3.
 Carsinoma in situ : Semua sel epitel menunjukkan inti yang abnormal terdapat lapisan keratin atau permukaan sel tipis.

Sistem Tingkatan FIGO untuk Kanker Serviks Invasif (Federasi Ginekologi dan Obstetri Internasional) :
Tingkat I Tumor terbatas pada serviks (perluasan ke korpus diabaikan)
Tingkat IA1 Invasi stroma secara mikrosopik minimal
Tingkat IA2 Tumor yang terdapat pada specimen biopsy kerucut atau histerektomi mencapai kedalaman tidak lebih dari 5 mm dan luas 7 mm
Tingkat IB Tumor lebih besar daripada tingkat IA tetapi terbatas pada serviks
Tingkat IIA Tumor invasi ke vagina tetapi 1/3 bagian bawahnya tidak terkena
Tingkat IIB Tumor invasi ke parametrium tetapi belum mencapai dinding samping panggul atau menyebabkan hidronefrosis
Tingkat IIIA Tumor meluas ke 1/3 bagian bawah vagina
Tingkat IIIB Tumor telah meluas ke dinding samping panggul atau telah ada hidronefrosis
Tingkat IVA Penyebaran tumor ke buli-buli atau rectum dikonfirmasi oleh biopsi
Tingkat IVB Penyebaran metastase sampai ke tempat jauh (misal, kelenjar limfe supraklavikula atau paru-paru)

Pemeriksaan diagnostik :
• IVA
IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Ini dapat dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.
Metode skrining IVA mempunyai kelebihan, diantaranya :
 Mudah, praktis dan sangat mampu dilaksanakan
 Bahan dan alat yang sederhana dan murah
 Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi
 Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih
 Alat-alat yang dibutuhkan dan teknik pemeriksaan sangat sederhana
 Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana

Syarat mengikuti IVA TEST :
 Sudah pernah melakukan hubungan seksual
 Tidak sedang datang bulan/haid
 Tidak sedang hamil
 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
 IVA negatif = Serviks normal.
 IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).
 IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
 IVA- Kanker serviks. Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.

• Pap smear
Test Pap Smear: dinamakan sesuai dengan penemunya, Dr. George Papanicolaou (1883-1962) dari Yunani. Test ini digunakan menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal dalam serviks (leher rahim).
Test Pap smear dapat dilakukan di RS, klinik dokter kandungan ataupun laboratorium terdekat. Prosedurnya cepat (hanya memerlukan waktu beberapa menit) dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Test Pap smear dapat dilakukan bila Anda tidak dalam keadaan haid ataupun hamil. Untuk hasil terbaik, sebaiknya tidak berhubungan intim minimal 3 hari sebelum pemeriksaan.

Gambar 1: dokter memasukkan (alat) speculum ke dalam liang vagina untuk menahan dinding vagina tetap terbuka. Gambar 2: Cairan/lendir rahim diambil dengan mengusapkan (alat) spatula. Gambar 3: Usapan tersebut kemudian dioleskan pada obyek-glass Gambar 4: sample siap dibawa ke laboratorium patologi untuk diperiksa.
Jenis-Jenis Test Pap Smear:
1. Test Pap smear konvensional.
2. Thin prep Pap. Biasanya dilakukan bila hasil test Pap smear konvensional kurang baik/kabur. Sample lendir diambil dengan alat khusus (cervix brush), bukan dengan spatula kayu dan hasilnya tidak disapukan ke object-glass, melainkan disemprot cairan khusus untuk memisahkan kontaminan, seperti darah dan lendir sehingga hasil pemeriksaan lebih akurat.
3. Thin prep plus test HPV DNA Dilakukan bila hasil test Pap smear kurang baik. Sampel diperiksa apakah mengandung DNA virus HPV.

Pedoman Deteksi Dini Kanker Serviks:
i. Para wanita harus mulai melakukan tes Pap smear sekitar 3 tahun setelah mereka mulai melakukan hubungan seks, tetapi tidak lebih tua dari usia 21 tahun.
ii. Pengujian harus dilakukan setiap tahun jika tes Pap smear biasa digunakan, atau setiap 2 tahun sekali jika Pap smear berbasis cairan digunakan.
iii. Dimulai pada usia 30 tahun, para wanita yang mempunyai hasil tes NORMAL sebanyak 3x berturut-turut mungkin dapat menjalani tes Pap smear setiap 2 sampai 3 tahun sekali. Pilihan lainnya untuk wanita di atas 30an adalah menjalani tes Pap smear setiap 3 tahun sekali plus tes HPV DNA.
iv. Wanita yang memiliki faktor resiko tertentu (seperti infeksi HIV atau punya imunitas lemah) harus mendapatkan tes Pap smear setiap tahun.
v. Wanita usia 70 tahun atau lebih tua dengan hasil tes Pap NORMAL selama 3 tahun berturut-turut (dan tidak mempunyai hasil tes ABNORMAL dalam 10 tahun terakhir) dapat memilih untuk berhenti melakukan tes Pap smear ini. Tapi wanita yang telah menderita kanker serviks atau yang memiliki faktor risiko lain (seperti yang disebutkan di atas) harus terus melalukan tes ini selama mereka berada dalam kesehatan yang baik.
vi. Wanita yang pernah menjalani total histerektomi juga dapat memilih untuk berhenti melakukan tes Pap kecuali telah menjalani pembedahan untuk mengobati kanker serviks atau pra-kanker. Wanita yang pernah menjalani histerektomi sederhana (leher rahim tidak dihapus) harus tetap mengikuti pedoman di atas.

• Thin prep
Metode thin prep lebih akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear hanya mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh lebih akurat dan tepat.

• Kolposkopi
Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan, prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Tujuannya untuk menentukan apakah ada lesi atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim. Jika ada yang tidak normal, biopsi — pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh — dilakukan dan pengobatan untuk kanker serviks segera dimulai.
Kolposkop adalah mikroskop teropong stereoskopis dengan pembesaran yang rendah, biasanya 10-40 kali. Penerangan ditaruh di tengah, dan panjang fokal adalah antara 12 dan 15 cm.
Untuk melakukan kolposkopi, spekulum yang bherukuran tepat disisipkan untuk memaparkan serviks, yang dibersihkan dengan suatu kapas yang direndam asam asetat 3 % untuk membuang lender dan reruntuhan sel yang melekat. Dengan penerangan langsung menggunakan lampu putih, tanda-tanda permukaan serviks biasanya dapat dikenali. Suatu penyaring hijau dapat digunakan untuk memperjelas perubahan pembuluh darah yang sering menyertai perubahan patologik pada serviks. kamera dilekatkan pada kolposkop, dan foto terkadang dapat berguna untuk mempermudah tindak lanjut bila terapi konservatif dilakukan.
• Uji Schiller
Sel superficial dari epitel skuamosa matang yang normal pada vagina dan serviks berisi glikogen. Karena itu, bila suatu larutan air dari iodine Lugol yang encer digunakan, hampir dengan segera epitel menjadi berwarna cokelat. Bila glikogen tidak terdapat, sebagaimana biasanya terjadi pada kasuskarsinoma in situ dan displasia serviks, daerah yang terlibat tidak berwarna. Daerah yang tidak berwarna menandakan Schiller positif atau negatif iodine. Banyak keadaan benigna pada serviks, termasuk ektropion, epitel yang mengalami atrofi, ulkus bukan ganas, dan epitel kolumnar adalah juga Schiller positif. Pewarnaan Schiller dapat berlaku sebagai teknik komplementer pada pemeriksaan kolposkopik tetapi tidak boleh menggantikannya.

Penatalaksanaan Medis :
Tiga jenis utama dari pengobatan untuk kanker serviks adalah operasi, radioterapi, dan kemoterapi. Stadium pra kanker hingga 1A biasanya diobati dengan histerektomi. Bila pasien masih ingin memiliki anak, metode LEEP atau cone biopsy dapat menjadi pilihan.
Untuk stadium IB dan IIA kanker serviks:
 Bila ukuran tumor 4cm: radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi, ataupun kemo berbasis cisplatin dilanjutkan dengan histerektomi
Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan kemo berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat mempertimbangkan kemo dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin.
Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuannya pengobatan adalah untuk mengangkat atau menghancurkan sebanyak mungkin sel-sel kanker. Kadang-kadang pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala-gejala. Hal ini disebut perawatan paliatif.
Faktor-faktor lain yang mungkin berdampak pada keputusan pengobatan, termasuk usia , kesehatan secara keseluruhan, dan preferensi. Seringkali cukup bijak untuk mendapatkan pendapat kedua (second opinion) yang memberikan perspektif lain dari penyakit.
 Pembedahan untuk Kanker Serviks
Ada beberapa jenis operasi untuk kanker serviks. Beberapa melibatkan pengangkatan rahim (histerektomi), yang lainnya tidak. Daftar ini mencakup jenis operasi yang paling umum untuk kanker serviks.

• Cryosurgery
Sebuah probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair dimasukkan ke dalam vagina dan pada leher rahim. Ini membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukan mereka. Cryosurgery digunakan untuk mengobati kanker serviks yang hanya ada di dalam leher rahim (stadium 0), tapi bukan kanker invasif yang telah menyebar ke luar leher rahim.

• Bedah Laser
Sebuah sinar laser digunakan untuk membakar sel-sel atau menghapus sebagian kecil dari jaringan sel rahim untuk dipelajari. Pembedahan laser hanya digunakan sebagai pengobatan untuk kanker serviks pra-invasif (stadium 0).

• Konisasi
Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan diangkat dari leher rahim. Hal ini dilakukan dengan menggunakan pisau bedah atau laser tau menggunakan kawat tipis yang dipanaskan oleh listrik (prosedur ini disebut LEEP atau LEETZ). Pendekatan ini dapat digunakan untuk menemukan atau mengobati kanker serviks tahap awal (0 atau I). Hal ini jarang digunakan sebagai satu-satunya pengobatan kecuali untuk wanita dengan kanker serviks stadium dini yang mungkin ingin memiliki anak. Setelah biopsi, jaringan (berbentuk kerucut) diangkat untuk diperiksa di bawah mikroskop. Jika batas tepi dari kerucut itu mengandung kanker atau pra-sel kanker, pengobatan lebih lanjut akan diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh sel-sel kankernya telah diangkat.

• Histerektomi
Histerektomi sederhana: Rahim diangkat, tetapi tidak mencakup jaringan yang berada di dekatnya. Baik vagina maupun kelenjar getah bening panggul tidak diangkat. Rahim dapat diangkat dengan cara operasi di bagian depan perut (perut) atau melalui vagina. Setelah operasi ini, seorang wanita tidak bisa menjadi hamil. Histerektomi digunakan untuk mengobati beberapa kanker serviks stadium awal (I). Hal ini juga digunakan untuk stadium pra-kanker serviks (o), jika sel-sel kanker ditemukan pada batas tepi konisasi.
Histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul: pada operasi ini, dokter bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan di dekatnya, bagian atas vagina yang berbatasan dengan leher rahim, dan beberapa kelenjar getah bening yang berada di daerah panggul. Operasi ini paling sering dilakukan melalui pemotongan melalui bagian depan perut dan kurang sering melalui vagina. Setelah operasi ini, seorang wanita tidak bisa menjadi hamil. Sebuah histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul adalah pengobatan yang umum digunakan untuk kanker serviks stadium I, dan lebih jarang juga digunakan pada beberapa kasus stadium II, terutama pada wanita muda.

Dampak seksual dari histerektomi: Setelah histerektomi, seorang wanita masih dapat merasakan kenikmatan seksual. Seorang wanita tidak memerlukan rahim untuk mencapai orgasme. Jika kanker telah menyebabkan rasa sakit atau perdarahan, meskipun demikian, operasi sebenarnya bisa memperbaiki kehidupan seksual seorang wanita dengan cara menghentikan gejala-gejala ini.

• Trachelektomi
Sebuah prosedur yang disebut trachelectomy radikal memungkinkan wanita muda tertentu dengan kanker stadium awal untuk dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak. Metode ini melibatkan pengangkatan serviks dan bagian atas vagina dan meletakkannya pada jahitan berbentuk seperti kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim di dalam rahim. Kelenjar getah bening di dekatnya juga diangkat. Operasi ini dilakukan baik melalui vagina ataupun perut.
Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat memiliki kehamilan jangka panjang dan melahirkan bayi yang sehat melalui operasi caesar. Dalam sebuah penelitian, tingkat kehamilan setelah 5 tahun lebih dari 50%, namun risiko keguguran lebih tinggi daripada wanita normal pada umumnya. Risiko kanker kambuh kembali sesudah pendekatan ini cukup rendah.

• Ekstenterasi Panggul
Selain mengambil semua organ dan jaringan yang disebutkan di atas, pada jenis operasi ini: kandung kemih, vagina, dubur, dan sebagian usus besar juga diangkat. Operasi ini digunakan ketika kanker serviks kambuh kembali setelah pengobatan sebelumnya.
Jika kandung kemih telah diangkat, sebuah cara baru untuk menyimpan dan membuang air kecil diperlukan. Sepotong usus pendek dapat digunakan untuk membuat kandung kemih baru. Urine dapat dikosongkan dengan menempatkan sebuah tabung kecil (disebut kateter) ke dalam lubang kecil di perut tersebut (disebut: urostomi). Atau urin bisa mengalir ke kantong plastik kecil yang ditempatkan di bagian depan perut.
Jika rektum dan sebagian usus besar diangkat, sebuah cara baru untuk melewati kotoran/feses diperlukan. Hal ini dilakukan dengan kolostomi, yaitu dibuat lubang pembukaan di perut dimana kotoran dapat dikeluarkan. Atau ahli bedah mungkin dapat menyambung kembali usus besar sehingga tidak ada kantung di luar tubuh yang diperlukan. Jika vagina diangkat, sebuah vagina baru yang terbuat dari kulit atau jaringan lain dapat dibuat/direkonstruksi.
Diperlukan waktu lama, 6 bulan atau lebih, untuk pulih dari operasi ini. Beberapa mengatakan butuh waktu sekitar 1-2 tahun untuk benar benar menyesuaikan diri dengan perubahan radikal ini. Namun wanita yang pernah menjalani operasi ini tetap dapat menjalani kehidupan bahagia dan produktif. Dengan latihan dan kesabaran, mereka juga dapat memiliki gairah seksual, kesenangan, dan orgasme.
 Radioterapi untuk Kanker Serviks
Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi (seperti sinar-X) untuk membunuh sel-sel kanker ataupun menyusutkan tumornya. Sebelum radioterapi dilakukan, biasanya Anda akan menjalani pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah Anda menderita Anemia. Penderita kanker serviks yang mengalami perdarahan pada umumnya menderita Anemia. Untuk itu, transfusi darah mungkin diperlukan sebelum radioterapi dijalankan.
Pada kanker serviks stadium awal, biasanya dokter akan memberikan radioterapi (external maupun internal). Kadang radioterapi juga diberikan sesudah pembedahan. Akhir-akhir ini, dokter seringkali melakukan kombinasi terapi (radioterapi dan kemoterapi) untuk mengobati kanker serviks yang berada antara stadium IB hingga IVA. Yaitu, antara lain bila ukuran tumornya lebih besar dari 4 cm atau bila kanker ditemukan telah menyebar ke jaringan lainnya (di luar serviks), misalnya ke kandung kemih atau usus besar.
Radioterapi ada 2 jenis, yaitu radioterapi eksternal dan radioterapi internal. Radioterapi eksternal berarti sinar X diarahkan ke tubuh Anda (area panggul) melalui sebuah mesin besar. Sedangkan radioterapi internal berarti suatu bahan radioaktif ditanam ke dalam rahim/leher rahim Anda selama beberapa waktu untuk membunuh sel-sel kankernya. Salah satu metode radioterapi internal yang sering digunakan adalah brachytherapy.

 Brachytherapy untuk Kanker Serviks
Brachytherapy telah digunakan untuk mengobati kanker serviks sejak awal abad ini. Pengobatan yang ini cukup sukses untuk mengatasi keganasan di organ kewanitaan. Baik radium dan cesium telah digunakan sebagai sumber radioaktif untuk memberikan radiasi internal. Sejak tahun 1960-an di Eropa dan Jepang, mulai diperkenalkan sistem HDR (high dose rate) brachytherapy.
HDR brachytherapy diberikan hanya dalam hitungan menit. Untuk mencegah komplikasi potensial dari HDR brachytherapy, maka biasanya HDR brachytherapy diberikan dalam beberapa insersi. Untuk pasien kanker serviks, standar perawatannya adalah 5 insersi. Waktu dimana aplikator berada di saluran kewanitaan (vagina, leher rahim dan/atau rahim) untuk setiap insersi adalah sekitar 2,5 jam. Untuk pasien kanker endometrium yang menerima brachytherapy saja atau dalam kombinasi dengan radioterapi external, maka diperlukan total 2 insersi dengan masing-masing waktu sekitar 1 jam.
Keuntungan HDR brachytherapy adalah antara lain: pasien cukup rawat jalan, ekonomis, dosis radiasi bisa disesuaikan, tidak ada kemungkinan bergesernya aplikator. Yang cukup memegang peranan penting bagi kesuksesan brachytherapy adalah pengalaman dokter yang menangani.

Ada beberapa efek samping dari radioterapi, yaitu:
• Kelelahan
• Sakit maag
• Sering ke belakang (diare)
• Mual
• Muntah
• Perubahan warna kulit (seperti terbakar)
• Kekeringan atau bekas luka pada vagina yang menyebabkan senggama menyakitkan
• Menopause dini
• Masalah dengan buang air kecil
• Tulang rapuh sehingga mudah patah tulang
• Rendahnya jumlah sel darah merah (anemia)
• Rendahnya jumlah sel darah putih
• Pembengkakan di kaki (disebut lymphedema)

 Kemoterapi untuk Kanker Serviks
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya obat-obatan diberikan melalui infus ke pembuluh darah atau melalui mulut. Setelah obat masuk ke aliran darah, mereka menyebar ke seluruh tubuh. Kadang-kadang beberapa obat diberikan dalam satu waktu.
Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini akan tergantung pada jenis obat yang diberikan, jumlah/dosis yang diberikan, dan berapa lama pengobatan berlangsung. Efek samping bisa termasuk:
• Sakit maag dan muntah (dokter bisa memberikan obat mual/muntah)
• Kehilangan nafsu makan
• Kerontokan rambut jangka pendek
• Sariawan
• Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi (kekurangan sel darah putih)
• Pendarahan atau memar bila terjadi luka (akibat kurang darah)
• Sesak napas (dari rendahnya jumlah sel darah merah)
• Kelelahan
• Menopause dini
• Hilangnya kemampuan menjadi hamil (infertilitas)

2. Kanker Endometrium
Kanker endometrium adalah jaringan atau selaput lender rahim yang tumbuh di luar rahim. Padahal, seharusnya jaringan endometrium melapisi dinding rahim. Sepertiga dari wanita dengan perdarahan pasca menopause mempunyai kanker uterus.

Beberapa faktor resiko timbulnya kanker endometrium adalah sebagai berikut :
1. Wanita yang memiliki riwayat keluarga terkena kanker endometrium.
2. Wanita di atas 50 tahun atau menopause.
3. Wanita tidak memiliki anak atau tidak menikah.
4. Wanita pengguna preparat estrogen, seperti terapi sulih hormon pada wanita menjelang menopause tanpa ditambahkan progesterone.

Beberapa gejala kanker endometrium adalah sebagai berikut :
1. Rasa sakit pada saat menstruasi.
2. Rasa sakit yang parah dan terus menerus pada perut bagian bawah, rasa sakit ini akan bertambah pada saat berhubungan seks.
3. Sakit punggung pada bagian bawah.
4. Sulit buang air besar atau diare.
5. Keluar darah pada saat buang air kecil dan terasa sakit.
6. Keputihan bercampur darah dan nanah.
7. Terjadi pendarahan abnormal pada rahim.

3. Kanker Vagina
Kanker vagina biasanya diakibatkan oleh koriokarsinoma yang bermetastasis atau bentuk kanker serviks atau organ-organ di sekitarnya (seperti uterus, vulva, kandung kemih, atau rectum). Kanker primer dari vagina sangat jarang terjadi. Faktor-faktor risiko mencakup kanker servikal atau kanker vulva sebelumnya, terapi radiasi sebelumnya, atau riwayat HPV.
Terapi laser menjadi pilihan pengobatan yang paling umum pada kanker vagina dan kanker vulva dini. Radiasi adalah jenis pengobatan lainnya dan diberikan melalui penyinaran eksternal pada pelvis, melalui radiasi intrakavitas vaginal dengan menggunakan tandem atau kolpostat, atau melalui implant vagina interstitial dengan menggunakan suatu obsturator dan template vaginal.

4. Kanker Ovarium
Kanker ovarium biasanya telah mencapai tahap lanjut ketika didiagnosa. Faktor risiko termasuk diet tinggi lemak, merokok, konsumsi alkohol, penggunaan bedak talk perineal, riwayat kanker payudara, kolon atau endometrium, dan riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium. Nulipara, infertiitas, dan tak ovulasi adalah faktor-faktor risiko.
Faktor risiko lainnya, yaitu :
• Usia. Sebagian besar pasien timbul risiko pada usia diatas 50 tahun.
• Riwayat keluarga. Kelompok wanita dengan keluarga tingkat pertama (ibu, saudara perempuan, anak perempuan) atau keluarga terdekat menderita kanker ovarium dan/atau kanker payudara merupakan kelompok beresiko tinggi untuk timbulnya kanker ini. Demikian pula kelompok wanita yang keluarganya menderita kanker kolon, merupakan kelompok risiko tinggi untuk timbulnya kanker ovarium.
• Riwayat penyakit. Kelompok wanita yang pernah mengalami kanker payudara atau kanker kolon, beresiko tinggi untuk timbul kanker ovarium.
• Pil kontrasepsi
• Terapi sulih hormon (TSH). Pengguna pil TSH setelah usia pasca menopause meningkatkan risiko timbulnya kanker ovarium. TSH diperlukan untuk menjaga kesehatan wanita pascamenopause, disamping mencegah osteoporosis dan penyakit jantung.
Tanda dan gejala termasuk haid tidak teratur, ketegangan menstrual yang terus meningkat, darah menstrual yang banyak dengan nyeri tekan pada payudara, menopause dini, rasa tidak nyaman pada abdomen, dyspepsia, tekanan pada pelvis, dan sering berkemih.
Tahap-tahap kanker ovarium :
I : Pertumbuhan terbatas pada ovarium
II : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan perluasan pelvis
III : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastasis di luar pelvis atau nodus inguinal atau retroperitoneal positif
IV : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh

 Pengkajian
I. Anamnesa
– Identitas klien : Nama, umur, status pernikahan, pekerjaan, agama, suku, bangsa, pendidikan, alamat, diagnos medis, no. medrek
– Identitas penanggung jawab : Nama, umur, agama, status marital, pekerjaan, suku bangsa, pendidikan, alamat, hubungan dengan klien
– Keluhan utama : pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan disertai keputihan menyerupai air.
– Riwayat Kesehatan Sekarang : alergi, imunisasi, tes skrining, aktivitas tidur seksualitas, diet, terapi yang diterima saat ini. Biasanya klien pada stadium awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti : perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra servikal.
– Riwayat Ginekologi : karakteristik menstruasi, menarche, periode menstruasi terakhir, pengalaman menstruasi, pendarahan tengah siklus, menopause, kontrasepsi, usia pada saat kehamilan pertama, penyakit menular seksual.

III. Pemeriksaan Fisik
– Penampilan umum
– Tanda-tanda vital
– Kulit
– Kepala
– Mata, Mulut
– Leher
– Paru, Jantung, dan Payudara
– Peripheral vascular
– Abdomen : Perubahan bising usus, Distensi abdomen
– Ekstremitas atas dan bawah
– Genitourinaria :
– Rectum musculoskeletal : Perubahan pola defekasi
– Neurologi : Pusing, Sinkop

IV. Status Nutrisi
– Keluhan mual
a. Muntah
b. Kebiasaan diet buruk : bahan pengawet, zat adiktif
c. Anoreksia
d. Kekurangan masa otot
e. Perubahan BB

V. Pemeriksaan Penunjang
– Pap smear : pemeriksaan mikroskopis terhadap apusan yang diperoleh dari serviks. Serviks dilihat melalui speculum pada posisi litotomi. Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
• Normal
• Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
• Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
• Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
• Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh lainnya).
– Biopsy (aspirasi, eksisi, jarum, melubang) : Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.
– Kolposkopi : pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar
– Tes Schiller : serviks diolesi dengan lauran yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.
– Untuk membantu menentukan stadium kanker, dilakukan beberapa pemeriksan berikut :
• Sistoskopi
• Rontgen dada
• Urografi intravena
• Sigmoidoskopi
• Skening tulang dan hati
• Barium enema

VI. Psikologis dan Sosial
– Pengkajian psikologis : koping individu, kesadaran diri dan harga, penatalaksanaan stress
– Ketakutan akan pengobatan
– Ketakutan pada nyeri
– Apakah pasien mengalami stress? Jelaskan. Faktor stress ( perubahan peran, pekerjaan ). Cara mengatasi stress misalnya merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan dll.
– Pengetahuan : penyakit, terapi, perawatan

VII. Spiritual
Agama dan praktik agama.

1.2 Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Gangguan perfusi jaringan (anemia) berhubungan dengan perdarahan intraservikal. Tupan :
Gangguan perfusi jaringan teratasi
Tupen :
Setelah diberikan perawatan selama 3 X 24 jam diharapkan perfusi jaringan membaik dengan kriteria hasil :
a. Perdarahan intra servikal sudah berkurang
b. Konjunctiva tidak pucat
c. Mukosa bibir basah dan kemerahan
d. Ektremitas hangat
e. Hb 11-15 gr %
f. Tanda vital 120-140 / 70 – 80 mm Hg, Nadi : 70 – 80 X/mnt, S : 36-37°C, RR : 18 – 24 X/mnt.
1. Observasi tanda-tanda vital.

2. Observasi perdarahan (jumlah, warna, lama )
3. Periksa tanda homan. Perhatikan eritema, pembengkakan ekstremitas.
4. Kolaborasi berikan terapi cairan IV, produk darah sesuai indikasi. 1. Indikator keadekuatan perfusi sistemik.
2. Mengidentifikasi kebutuhan cairan/darah.
3. Mungkin indikasi terjadinya tromboflebitis.
4. Menggantikan kehilangan darah, mempertahankan volume sirkulasi dan perfusi jaringan.
2 Nyeri berhubungan dengan proses desakan pada jaringan intra servikal Tupan :
Nyeri teratasi

Tupen :
Setelah dilakukan tindakan 3 X 24 jam diharapka klien tahu cara-cara mengatasi nyeri yang timbul akibat kanker yang dialami dengan kriteria hasil :
c. Klien dapat menyebutkan cara-cara mengurangi nyeri yang dirasakan
d. Skala nyeri berkurangnya
e. Ekpresi muka dan tubuh rileks 1. Ajarkan teknik relasasi dan distraksi.

2. Berikan tindakan kenyamanan dasar (mis. Reposisi, gosokan punggung) dan aktivitas hiburan (mis. musik)
3. Kolaborasi pemberian obat analgesik sesuai indikasi. 1. Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa control.
2. Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.

3. Analgesik membantu menurunkan rasa nyeri.
3 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan Tupan :
Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi

Tupen :
Setelah dilakukan perawatan 3×24 jam kebutuhan nutrisi klien akan terpenuhi dengan kriteria hasil :
d. Tidak terjadi penurunan berat badan
e. Porsi makan yang disediakan habis.
f. Keluhan mual dan muntah kurang 1. Jelaskan tentang pentingnya nutrisi untuk penyembuhan.

2. Anjurkan pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient dengan masukan cairan adekuat. Anjurkan penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari.

3. Jaga lingkungan pada saat makan.

4. Kolaborasi pemberian antiemetic pada jadwal regular sebelum/selama dan setelah pemberian agen antineoplastik dengan sesuai. 1. Pengetahuan dasar diharapkan memberi motivasi pada pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi.
2. Kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan produk sisa). Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.
3. Membuat waktu makan terasa nyaman yang dapat meningkatkan asupan.
4. Mual, muntah paling menurunkan kemampuan dan efek psikologis kemoterapi yang menimbulkan stress.
4 Ansietas berhubungan dengan terdiagnosa kanker serviks sekunder akibat kurangnya pengetahuan tentang kanker serviks dan pengobatannya. Tupan :
Ansietas teratasi
Tupen :
Setelah diberikan tindakan selama 1 X 30 menit klien mendapat informasi tentang penyakit kanker yang diderita, penanganan dan prognosisnya dengan kriteria hasil :
– Klien mengetahui diagnosa kanker yang diderita
– Klien mengetahui tindakan – tindakan yang harus dilalui klien
– Klien tahu tindakan yang harus dilakukan di rumah untuk mencegah komplikasi
– Sumber-sumber koping teridentifikasi
– Ansietas berkurang
– Klien mengutarakan cara mengantisipasi ansietas. 1. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan persaannya.
2. Dorong diskusi terbuka tentang kanker, pengalaman orang lain, serta tata cara mengentrol dirinya.

3. Jelaskan pengobatan yang dianjurkan, tujuannya dan efek sampingnya. Membantu klien menyiapkan pengobatan.

4. Dorong dan kembangkan interaksi pasien dengan sistem pendukung.
5. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang. 1. Mengidentifikasi rasa takut serta kesalahan konsep tentang diagnosis.
2. Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan klien membuat keputusan/pilihan berdasarkan realita.
3. Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan klien membuat keputusan/pilihan berdasarkan realita.
4. Mengurangi perasaan isolasi.

5. Memudahkan istirahat dan meningkatkan kemampuan koping.

Bukan Begitu Caranya, Bu….

Posted on Updated on


Kulirik jam tanganku, sudah pukul lima sore rupanya.  Angkot yang kunaiki masih berjuang menembus kemacetan di batas kota Bandung- Cimahi.  Ada perasaan lelah dan ingin segera sampai rumah setelah kuliah hari ini.  Tak ada percakapan dalam angkot yang kunaiki ini.  Rupanya tak ada yang saling kenal dalam angkot ini.  Kami sibuk dengan pikiran kami masing-masing.

Pak sopir pun tak banyak bicara, apabila ongkos yang diberi penumpangnya tidak kurang, ia tak bicara, apabila lebih, ia kembalikan.  Tak ada kata yang terucap, kecuali kata “kiri” dari penumpang yang mau turun.  Tak lama berselang, masuklah seorang ibu dengan belanjaan yang cukup merepotkan.  Bisa kutebak, pasti belanja bulanan perlengkapan rumah tangga, isinya tak jauh dari sabun (berbagai macam sabun, dari sabun mandi, sabun colek, detergen, sabun pencuci piring, dan sabun-sabun lainnya), gula, minyak goreng, telur, kecap, sambal, dan sedikit cemilan.

Setelah menaikkan penumpang, angkot pun melaju kembali.  Kemudian kulihat sang ibu yang kerepotan membawa belanjaan tadi berusaha menelepon seseorang.

Setelah beberapa saat, sang ibu berkata dengan lantang kepada lawan bicaranya di telepon, “Kemana aja,***!!!(dengan kata-kata yang tak pantas terucap)”.

Aku kaget.  Bukan hanya aku, melainkan seluruh penumpang terlihat kaget.  Spontan seluruh perhatian tertumpu pada ibu tersebut. Betapa tidak, angkot yang tadinya sunyi senyap tiba-tiba ada suara teriakan dengan bahasa kasar.  Jantungku berdegup kencang.  Rasanya aku ingin turun dari angkot ini.

“Dari tadi ditelepon beratus-ratus kali, gak diangkat!!!” teriak ibu itu dengan suara yang masih lantang.

“Dari mana aja?” ibu itu bertanya lagi

“Pulang dulu, belum ganti seragam, udah main.  Main aja kerjaannya.  Kamu pikir, ibu gak capek, bla…bla…bla…”.  Aku tak sanggup lagi mendengar kata-katanya.

“Ooh, rupanya memarahi anaknya yang belum ganti seragam, tapi sudah main.” Kataku dalam hati memberi kesimpulan sementara.

Lega rasanya melihat ibu itu akhirnya menyelesaikan pembicaraan teleponnya.  Rasanya ingin menangis.  Aku yang tidak dimarahi saja ingin menangis, bagaimana perasaan anaknya yang dimarahi? tak dapat kubayangkan.  Seorang bapak yang sejak tadi duduk di sebelah ibu yang memarahi anaknya saja merasa gusar dan terlihat berkali-kali membenahi posisi duduknya.  Kaget juga rupanya.

Sedih rasanya melihat seorang ibu yang memarahi anaknya dengan perkataan dan cara yang tidak semestinya.  Pantas saja kalau anaknya membangkang dari perintah sang ibu bila sang ibu memerintah dengan cara begitu.  Pantas saja kalau anaknya mengucapkan kata-kata kasar bila sang ibu memberinya contoh dengan mengucapkan kata-kata kasar saat sang anak tak patuh pada keinginan sang ibu.

Ingin rasanya mengingatkan ibu itu agar menyadari bahwa anak adalah titipan Allah yang harus dijaga dan dididik dengan baik.  Anak juga merupakan cobaan bagi kedua orangtuanya.

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternakdan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Q.S. Ali Imran :14)

Betapa pentingnya tugas seorang ibu, bahkan bagi perkembangan suatu bangsa.

“Ibu adalah sekolah, jika engkau mempersiapkannya, berarti engkau mempersiapkan bangsa yang berketurunan baik.” (al Hikmah)

Ingat juga pesan Rasulullah SAW agar berlaku adil kepada anak.

“Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jangan lupa doakan dengan doa yang baik :

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. al Furqaan:74)

Untukmu yang Sedang Sakit, semoga Allah Menyembuhkanmu….

Posted on Updated on


Seorang pasien terlihat mengerang kesakitan di sebuah kamar perawatan di suatu rumah sakit ternama di Kota Bandung.  Di samping tempat tidurnya, perawat dengan cekatan mengganti balutan di kepalanya.  Pasien tersebut seorang lelaki berusia sekitar 30 tahun.  Di sisinya ada istrinya yang setia mendampinginya, mengingatkannya agar sabar dan tidak berteriak-teriak.  Maklum, pasien itu belum sadar penuh setelah menjalani operasi di kepalanya.  Bukan hanya berteriak mengerang kesakitan, pasien itu bahkan memarahi perawat yang sedang mengganti balutan di kepalanya dengan kata-kata yang tak pantas diucapkan.

Fhhhuiih…..aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.  Aku belum terbiasa mendengar erangan dan jeritan pasien.  Maklumlah, ini adalah hari pertamaku dinas di rumah sakit dan aku harus banyak beradaptasi.  Jangankan membantu pasien atau melaksanakan tugas-tugas perawat, melihat keadaan ruang perawatan saja rasanya……(luar biasa, butuh perjuangan!).  Sisi positif, ambil sisi positifnya…hati kecilku berbisik.  Sampai kapan aku akan terus begini, aku seorang perawat, I am nurse, انا‍‌‌‌مُمَرِضَة…..

            Hari-hari dinas selanjutnya terus kujalani dengan penuh kesabaran dan adaptasi.

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”(Q.S. al Baqarah : 45).

Kini, aku mulai terbiasa dengan kondisi rumah sakit.  Darah, urin, feses, sputum, jarum suntik, selang NGT, infus, oksigen, jeritan, tangisan, kesibukan, beserta seluruh wewangian yang ada di sana.  Belum lagi bila ada kabar salah satu pasien yang meninggal…innalillahi wa inna illaihi rojiun…

Miris rasanya bila mendengar seorang pasien yang tak punya lagi harapan.  Ia putus asa, berharap Allah segera memanggilnya…astaghfirullah!  Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah sekali-kali seseorang di antara kamu menginginkan mati karena kesusahan yang menimpanya, bila ia benar-benar menginginkannya hendaknya ia berdoa: Ya Allah hidupkanlah aku selama kehidupan itu lebih baik bagiku dan wafatkanlah aku jika sekiranya itu lebih baik bagiku.” (H.R. Muttafaq Alaihi)

Ingatlah sabda Rasulullah SAW, ”Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya.” (HR. Bukhari)

Tugas sesama muslim bagi orang sakit adalah menjenguknya.  Menjenguk dapat memberinya semangat untuk sembuh, memberitakan kepadanya bahwa banyak orang yang mencintainya dan mengharapkannya untuk segera sehat, mendoakannya, serta meringankan sedikit bebannya. Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu penuhilah; bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga Allah memberikan rahmat kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)”. (H.R.Muslim)

            Jangan lupa untuk mengiriminya doa :

ﺍﻠﻠّٰﻬﻢَّ ﺍَﺬْﻫِﺐْ ﺍﻠْﺑَﻌْﺚَ ﺭَﺏَّ

 ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺍِﺷْﻒِ ﻭَﺍَﻧْﺖَ ﺍﻟﺶﻓﻰِﻻَ ﺷِﻔَﺎﺀَ ﺍِﻻَّ ﺷِﻓَﺎﺀُﻙَ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻻَﻳُﻐَﺎﺩِﺭُﺳَﻘَﻤًﺎ

“Ya Allah, Tuhan sekalian manusia, hilangkanlah kesusahan, Engkau adalah dzat penyembuh, tiada kesembuhan melainkan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit sama sekali…”

Perjalanan Cinta

Posted on


Cintaku padamu, tak kurasakan bahagia awalnya karena aku tak tau pasti kapan bermulanya rasa itu…

Cintaku padamu, begitu bahagia tengahnya karena aku melewati banyak rintangan bersamamu…

dan kuyakin…cintaku padamu tak akan bahagia akhirnya karena setauku cinta sejati tak memiliki sebuah akhir…

Konsep cinta ini kupelajari dari ibuku. Menurutku, ibu merupakan guru cintaku yang konsepnya paling aplikatif.  Tak pernah ibuku memberikan penjelasan mengenai cinta padaku, tapi ibuku langsung mempraktikkannya.  Banyak orang yang mempelajari cinta lewat film, drama, atau dongeng yang berakhir bahagia sesaat sebelum tulisan tamat menghiasi layar kaca.  Banyak orang mencari cara untuk mendapatkan pelajaran tentang cinta sejati lewat sinetron atau serial yang tak kunjung tamat tanpa banyak hikmah dalam cerita tersebut.  Beberapa orang bahkan sengaja meluangkan waktunya untuk menonton gossip untuk meniru gaya bercinta para selebritis.  Tapi, aku memilih untuk mempelajari konsep cinta dari ibuku.

Cinta ibuku padaku, tak kurasakan bahagia awalnya karena ibuku tak tau pasti kapan bermulanya rasa itu…

Aku tak tau pasti, sejak kapan ibu mencintaiku.  Begitu pun ibu, tak tau pasti sejak kapan ia mencintaiku.  Mungkin sejak aku dilahirkannya, ooh bukan, karena ibuku mencintaiku saat aku masih berada di dalam rahimnya.  Mungkin sejak aku dikandungnya, ooh bukan, karena ibu mengharapkan kehadiranku semenjak pernikahannya.  Mungkin semenjak ibu menikah, ooh bukan karena kuyakin meski ibu belum menikah, ibu selalu berdoa,“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. al Furqaan: 74). Jadi sejak kapan ibu mencintaiku?  Tak ada seorang pun yang tau…

Begitupun aku ingin mencintaimu, suamiku.  Kucintai engkau jauh sebelum kau kukenal.  Kucintai engkau meski aku belum tau siapa engkau.  Kudoakan engkau agar engkau mampu menjadi imam yang baik dalam keluarga kita.  Kurindukan dan kuharapkan kehadiranmu selalu dalam hidupku.  Biarlah aku tak pernah merasakan bahagia pada awal masa cintaku padamu, karena aku bingung, kapan aku mulai mencintaimu…

Cinta ibuku padaku, begitu bahagia tengahnya karena ibuku melewati banyak rintangan bersamaku…

Ibu banyak melewati rintangan bersamaku.  Bahkan, rintangan itu datang karena aku.  Ibu merasakan berbagai ketidaknyamanan selama mengandungku.  Tapi lihatlah, ibuku tetap bahagia, bahagia karena ada aku dalam rahimnya.  Ibu rela mempertaruhkan nyawanya saat melahirkanku.  Tapi lihatlah, ibu menangis bahagia ketika mendengar aku menangis untuk pertama kalinya.  Berbagai rintangan harus ibu lalui saat merawatku sejak kecil hingga sekarang.  Tapi lihatlah, ibu tetap bahagia, bahagia melewati berbagai rintangan itu karena memang begitulah hakikat cinta.  Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali.  Bagai sang surya menyinari dunia.  Cinta adalah memberi, memberi, dan memberi tanpa berharap kembali.  Cinta bukanlah sekedar pernyataan, melainkan tindakan.  Lihatlah ibu, sangat jarang menyatakan cintanya padaku, tapi….tindakannya sudah ditunjukkan lebih dari 20 tahun.

Begitu pun aku ingin mencintaimu, suamiku.  Mencintai dengan penuh pengorbanan karena cinta adalah memberi, memberi, dan memberi tanpa berharap kembali.  Mencintai dengan tetesan air mata karena aku sangat bahagia melewati rintangan bersamamu.  Aku tak berharap kau mencintaiku.  Tapi jika kau beri cinta itu padaku, maka aku akan menganggapnya sebagai hadiah dari Allah SWT…

Cinta bukan hanya senyum kebahagiaan, melainkan juga tetes-tetes pengorbanan.  Cinta bukan hanya indahnya kebersamaan, melainkan juga getirnya kerinduan dan pahitnya perpisahan.  Cinta bukan hanya harapan di saat bahagia menjelang, melainkan juga harapan di saat dirundung keputusasaan.  Cinta bukan hanya menerima kelebihanmu, melainkan juga menikmati kekuranganmu.  Cinta bukan hanya menyelesaikan masalah yang datang dari luar, melainkan juga menyelesaikan masalah diantara kita…

Cinta ibuku padaku, kuyakin tak kan bahagia akhirnya karena setauku cinta sejati tak memiliki sebuah akhir…

Entah sampai kapan ibu akan mencintaiku…sampai ajal memisahkan ibu dan aku?  Tidak, karena kalaupun aku dipanggil Allah lebih dulu dari pada ibuku, ibuku tentu akan terus mendoakanku.

Begitu pun aku ingin mencintaimu, suamiku.  Bukan sampai ajal memisahkan kita, bukan, aku ingin lebih dari itu…Jadi sampai kapan aku ingin mencintaimu?  Aku ingin mencintaimu sampai surga…..aamin…”Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”.” (Q.S. az Zumar: 73)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Abul Qasim saw. bersabda: Sesungguhnya rombongan yang pertama kali memasuki surga itu bagaikan bulan purnama, kemudian rombongan berikutnya seperti bintang yang terang-benderang di langit. Masing-masing mereka berpasangan dua orang yang sumsum betisnya terlihat dari dalam daging dan di dalam surga tidak ada seorang pun yang tidak berpasangan. (Shahih Muslim No.5062)

Siapa yang Salah?

Posted on Updated on


Ukhti sayang…

Sekitar 5 tahun yang lalu, masyarakat Indonesia dikagetkan oleh meningkatnya pemberitaan mengenai pemerkosaan, meningkatnya kejadian hamil di luar nikah, merebaknya tempat-tempat prostitusi, dan berbagai perilaku penyimpangan seksual lainnya termasuk transgender yang terus meningkat jumlahnya.  Sedangkan sekarang, masyarakat seolah sudah terbiasa dengan pemberitaan seperti itu.  Bahkan, hal itu terjadi di sekitar kita.

Berapa banyak teman-teman dekat kita yang saat kecil dulu bermain bersama kita dan sekarang menjadi bahan pergunjingan masyarakat karena hamil sebelum menikah.  Berapa banyak tampat prostitusi yang tetap aktif di sekitar kita.  Berapa banyak adik-adik kita yang masih sekolah yang bangga bergandengan tangan dengan orang yang mereka sebut pacar.  Berapa banyak pasangan yang mengumbar kemesraan di depan umum.  Berapa banyak wanita di sekitar kita yang bangga tubuhnya menjadi tontonan umum.  Berbagai survey pun tak mengagetkan lagi.  Seolah hasil survey itu hanya menguatkan kenyataan yang ada di masyarakat.  Sebuah polling yang dilakukan LSM Sahabat Anak dan Remaja Indonesia menyebutkan bahwa 44,8% mahasiswa dan remaja Bandung telah melakukan hubungan seks sebelum menikah.  Dari sekitar 1000 remaja peserta konsultasi dan polling yang dilakukan LSM tersebut, selama tahun 2000-2002 terungkap sebanyak 72,9% mengaku hamil, sementara 91,5% aborsi lebih dari  satu kali.  (Sumber Majalah Gemari, edisi 29/Tahun IV/Juni 2003).  Sungguh memprihatinkan!

Adik-adikku tercinta…

Alasan utama mereka nekat melakukan hal ini adalah atas nama cinta.  Bukan mereka tak tahu bahwa itu salah.  Bukan mereka tak tahu firman Allah SWT: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.  Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara lalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.” (Q.S. Al Israa: 32-33). Bukan mereka tidak tahu pesan nabi Muhammad SAW : “Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab syetan menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya.” (HR. Imam Bukhari Muslim). Bukan, bukan itu, karena mereka tahu semua itu.  Hanya saja, nafsu membutakan mereka.

Sang wanita benar-benar takut kehilangan seseorang yang  pasti akan berpisah dengan mereka sehingga mereka mengorbankan apa saja demi cinta sang pacar.  Sang wanita lebih mengutamakan pacar daripada Allah yang jelas-jelas lebih mencintai mereka.  Sang wanita lebih percaya pada janji-janji pacarnya daripada janji Allah padanya.

Temanku yang kusayangi…

Bila pemerkosaan atau hamil sebelum menikah terjadi, masyarakat biasanya menyalahkan kaum laki-laki.  Kaum adam dianggap tak mampu menahan gejolak nafsunya.  Kaum adam dianggap tak memiliki keimanan yang kuat.  Pria dianggap menjerumuskan wanita dalam jurang kenistaan itu.  Pria dianggap tak melaksanakan perintah Allah : “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.(Q.S.anNuur:30). Kaum wanita selalu dianggap sebagai korban.  Padahal, kaum wanita juga turut bersalah atas kejadian tersebut.  Banyak wanita yang tidak melaksanakan ayat : “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An Nuur: 31). Kaum perempuan belum memiliki prinsip yang kuat sehingga mudah dijerumuskan oleh lelaki.  Wanita cenderung mempertahankan perasaannya daripada logikanya.

Ukhti tercinta…

Jadikanlah jilbab sebagai perhiasanmu.  Jadikanlah Allah lebih kau cintai daripada makhluk Allah yang pasti akan berpisah denganmu.  Laksanakanlah semua perintah Allah dan jauhilah semua larangannya.  Basahilah bibir manismu itu dengan kalimat dzikir dan al Qur’an.  Hiasilah pipi lembutmu itu dengan rasa malu.  Jagalah matamu dengan menundukkan pandangan.  Lekatkanlah keningmu dengan tempat sujudmu.  Hiasilah jemarimu dengan membantu orang-orang yang memerlukan bantuanmu.  Tegakkanlah pundakmu dengan prinsip yang menghujam ke dasar hatimu.  Percayalah sepenuh hati dengan  janji  Allah : “Wanita-wanita yang keji  adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (Q.S. An Nuur: 26)

Jagalah tubuhmu karena tubuh indahmu merupakan perhiasan yang paling berharga bagi suamimu kelak.  Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan) dan sebaik-baik benda (perhiasan) adalah wanita (isteri) yang sholehah. (HR. Muslim). Bantulah ikhwan untuk menjaga pandangannya.  Ingatkanlah mereka dengan cara yang baik jika mereka khilaf.  ”Demi masa.  Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. al Ashr : 1-3)

Asam Urat

Posted on


Asam Urat

Gejala asam urat:

  1. Kesemutan dan linu
  2. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
  3. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.

Cara mengatasi asam urat:

  1. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.
  2. Kontrol makanan yang dikonsumsi.
  3. Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.

Makanan yang harus dihindari :

  1. Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak.
  2. Makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting.
  3. Makanan kaleng seperi kornet dan sarden.
  4. Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental.
  5. Kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil olahannya seperti tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping.
  6. Sayuran seperti daun bayam, kangkung, daun singkong, asparagus, kembang kol, buncis.
  7. Buah-buahan seperti durian, alpukat, nanas, air kelapa.

Asuhan Keperawatan Klimakterium

Posted on


No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan kurangnya lubrikasi vagina dan atrofi vagina Jangka panjang : klien dan pasangan mampu mengungkapkan seksualitas mereka dengan semestinya

Jangka pendek : klien dan pasangan mengerti mengenai klimakterium dan pengaruhnya terhadap pola seksualitas mereka

  1. Anjurkan klien untuk menggunakan KY Jelly atau minyak kelapa yang sudah dipanaskan untuk melumasi vagina
  2. Anjurkan klien untuk mengurangi aktivitas berat

Kolaborasi :

  1. Beri estrogen
  2. Untuk melumasi vagina
  1. Kelelahan dapat mengurangi kualitas seksual

Kolaborasi :

  1. Menurunkan atrofi vagina
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hot flashes Jangka panjang : klien dapat beradaptasi dengan ketidaknyamanan klimakteriumnya

Jangka pendek : klien mengetahui cara mengatasi ketidaknyamanan klimakterium

  1. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
  1. Anjurkan klien untuk menghindari makanan berbumbu, pedas, dan goreng-gorengan, alkohol
  2. Anjurkan klien untuk menghindari beraktivitas di cuaca yang panas
  3. Anjurkan klien untuk mencuci muka saat hot flashes terjadi

Kolaborasi :

  1. beri estrogen
  2. Pakaian yang menyerap keringat mengurangi ketidaknyamanan akibat keringat berlebih
  3. Mengurangi rasa tidak nyaman
  1. Menghindari trigger yang mencetuskan hot flashes
  2. Mengurangi rasa panas dan keringat berlebih

Kolaborasi:

  1. Estrogen mengurangi hot flashes
3. Harga Diri Rendah Jangka panjang : klien dapat menunjukkan peningkatan harga dirinya

Jangka pendek : klien dapat mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan harga diri rendah

  1. Beri waktu untuk mengekspresikan masalahnya
  2. Dengarkan masalah klien
  3. Anjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi penguatan positif kepada klien
    1. Membantu klien mengidentifikasi masalahnya
    2. Meningkatkan harga dirinya
    3. Meningkatkan harga diri klien
4. Risiko gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flashes, keringat malam dan keluhan lain yang menyertai penuaan Jangka panjang : klien menyatakan lebih segar saat bangun pagi

Jangka pendek : klien menyatakan adanya perubahan pola tidur kea rah yang lebih baik

  1. Anjurkan klien untuk tidur di tempat yang nyaman
  2. Anjurkan klien untuk tidur pada posisi yang nyaman
  3. Anjurkan klien untuk menciptakan tempat yang tenang saat akan tidur
  1. Anjurkan klien menggunakan aromaterapi
  2. Anjurkan klien untuk tidak menggunakan selimut tebal saat tidur
    1. Tempat tidur yang nyaman meningkatkan kualitas tidur
    2. Tidur pada posisi yang nyaman meningkatkan kualitas tidur
    3. Tempat yang tenang saat tidur meningkatkan kualitas tidur dan mencegah terbangun
    4. Aromaterapi meningkatkan tidur
  1. Selimut tebal dapat meningkatkan keluhan klien terhadap hot flashes
5. Risiko injury berhubungan dengan peningkatan risiko osteoporosis pada klien Jangka panjang : klien tidak mengalami osteoporosis

Jangka pendek : klien tidak mengalami fraktur

  1. Anjurkan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi klien
  2. Anjurkan klien untuk menggunakan alas kaki yang tidak licin
  3. Anjurkan klien untuk banyak makan makanan yang mengandung kalsium
  4. Ajarkan klien cara mengambil dan mengangkat sesuatu dengan benar

Kolaborasi :

  1. Beri estrogen
  1. Beri asupan kalsium
    1. Mencegah terjadinya kejadian jatuh dan fraktur
    2. Mencegah terjadinya jatuh
    3. Mencegah terjadinya osteoporosis
  1. Mencegah terjadinya fraktur

Kolaborasi :

  1. Estrogen mengubah vitamin D menjadi kalsitonin sehingga dapat diserap usus
  2. Kalsium mencegah osteoporosis

Asuhan Keperawatan Infertilitas

Posted on Updated on


No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan Jangka panjang : klien menunjukkan penurunan tingkat cemas

Jangka pendek : klien mampu mengungkapkan rasa cemasnya

  1. Anjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan diagnostik

2. Beri pendidikan kesehatan dengan memperhatikan aspek psikologis

3.Beri informasi setiap akan melakukan pemeriksaan

4. Anjurkan klien untuk mengungkapkan rasa cemasnya

5. Kaji ulang tingkat cemas klien

2. Harga Diri Rendah berhubungan dengan infertilitas Jangka Panjang : klien menunjukkan peningkatan harga dirinya

Jangka pendek : klien mampu mengidentifikasi hal-hal yang menurunkan harga dirinya secara spesifik

  1. Anjurkan klien untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
  2. Beri penguatan positif setiap kali klien melakukan hal yang sesuai
  3. Pertemukan klien dengan klien lain yang mengalami infertilitas tetapi sudah memiliki anak
  4. Anjurkan keluarga untuk memotivasi klien
  5. Mendekatkan diri kepada Tuhan dapat meningkatkan penerimaan klien terhadap keadaan yang terjadi
  6. Meningkatkan harga diri klien
  1. Memotivasi klien
  2. Motivasi dari keluarga dapat meningkatkan harga diri klien
3. Gangguan proses keluarga Jangka panjang : keluarga dapat memutuskan tindakan yang tepat untuk keadaan infertilitasnya

Jangka pendek : keluarga dapat menerima keadaan infertilitasnya

  1. Beri suami pengertian mengenai keadaan infertilitas
  1. Beri informasi sesuai dengan hasil pemeriksaan
  1. Beri klien alternatif yang sesuai dengan keadaan ekonominya
  2. Dalam keadaan seperti ini, suami adalah pihak yang paling diharapkan oleh istrinya
  3. Informasi yang tepat dapat membantu keluarga dalam memutuskan tindakan yang tepat
  4. Membantu keluarga dalam memutuskan tindakan yang tepat